Inspirasi
“Jangan Menggugat Tuhan Dong”
Dipagi
itu aku biasanya menghidupkan motor lebih awal dari hari-hari sebelumnya. Entah
kenapa hari senin itu saya terlambat bangun dan enggan untuk pergi ke sekolah.
“Huhhh.. “Pelajaran hari ini berat nih..,
mendingan saya tidur lagi ahhh!... Dari luar pintu kamarku terdengar suara ayah
begitu keras. Decky… Decky… Decky!! Bangun nak!! Sekarang sudah jam 08.00
pagi!” Apa kamu sakit? Atau kamu memang hari ini malas ke sekolah?
Decky..Decky… jawab ayah.. kamu keras kepala ya!. Dasar kamu pemalas nak! Saya
capek dengan sikapmu!”… “Saya malu nak tiap hari selalu ada surat dari sekolah
bahwa saya tidak memperhatikan kamu!! Ayo bangun!!. Teriakan ayahku begitu
menggema di rumah hingga adiku juga ikut terbangun dari lelapnya tidur dikala itu.
Ya,..aku
memang anak tidak banyak bicara dan paling takut kalau melawan ayah sekalipun
saya benar. Aku cepat-cepat ke kamar mandi untuk cuci muka dan tanpa pamit pun langsung tancapkan motor kesayanganku ke
sekolah. Ketika dipintu gerbang aku melihat petugas keamanan dan guru piket mereka
tergeleng-geleng kepala, melihat tingkah lakuku dengan napas
ngos-ngosan. Aku langsung ke kantor guru
Bimbingan Konseling untuk menyelesaikan persoalanku. “Decky kamu masih punya
hati untuk sekolah enggak sih?” Namamu sudah tercatat sebagai anak yang
terlambat dan belum lagi raport merah
dari bapak ibu guru tentang kelakuanmu di sekolah ini! Sadarlah nak!! Kami
lelah hanya memperhatikan tingkah lakumu tiap hari?” Aku terdiam dan kubiarkan
guruku tetap marah sebab aku memang sadar bahwa aku pada posisi bersalah. “ Pa…
ijinkan saya untuk mengungkapkan sesuatu mengapa saya terlambat dan mengapa
saya selalu bermasalah di sekolah ini” pintaku sambil menunduk di depan wajah
guruku yang menurut saya masih kategori orang tuaku yang kedua. Curhatku dari
hati ke hati ternyata membuat guruku ikut bersedih atas situasi dalam hidupku.
Aku memang sakit hati untuk
mensharingkan kepada guruku. Berat… berat untuk membeberkan masalah peribadiku.
Aku tidak tahu kepada siapa lagu aku mengungkapkan semuanya ini. Aku berpikir
guru pasti akan menyimak dan juga ikut mencari jalan terbaik buat masa depanku.
“ Pa.. saya dari keluarga yang cukup memprihatinkan. Saya tinggal dengan ayah
dan ibu tiri. Mama sudah meninggalkan kami sejak sekolah dasar. Untung papa saya
masih semangat membiayai hidupku yang membuat
aku tetap bertahan hingga saya ini tetap
mengenya pendidikan hingga di bangku di
SMA. Kalau di rumah, saya ingin mencari kedamaian mengapa di sekolah justru tidak
ada tempat juga bagi saya!. Kenapa saya tidak menemukan tempat yang damai
dalam hidup ini? Mengapa Pa? Aku mohon kali ini saja terlambat. Percaya Pa,..
saya berjanji esok saya tidak mengulangi lagi!’ Pintaku dengan wajah lesu. Aku
pulang rumah sambil menangis tersedu-sedu. Wajah ayah pun tidak bersahabat
lagi. Dia tidak memperdulikan aku lagi. Dia merasa bahwa akulah yang membuat
papa menderita selama ini. Tetanggapun tahu bahwa aku emang anak yang tidak bisa
berkawan dengan siapa-siapa hingga minder bergaul di rumah sebelah.
Pada malam sebelum tidur aku
mengotik-atik laptopku. Berawal dari
sinilah, saya menulis segala kepenatanku hingga menggugat Tuhan. AKu berpikir
tidak ada guna saya menulis begitu saja. Percuma! Barang kali saya bisa
mensharingkan di Group FB (Face Book) teman-temanku siapa tahu mereka lebih
menderita dari saya. Yups… rupanya saya terhibur sekali dengan ideku. Aku
menulis seolah-olah menanyakan keberadaan saya sebagai remaja yang tengah
mencari idetitas saya di tengah kepenatan dunia ini. “Who Am I ???” inilah
pokok tulisanku. Siapakah saya. Saya lahir dari seorang ibu yang luar biasa.
Tetapi mengapa ibu tega meninggalkan saya?. Mengapa juga ayah tidak mau
menceritakan kepada saya terhadap masalah ini. Ah… penduli amat. Aku pikir saya
tidak sendirian banyak juga teman-teman saya yang mungkin senasih dengan saya.
Pada alinea berikutnya aku blank… penat
nggak ada yang membuat aku bertahan
untuk merangkaikan kata-kata yang menarik buatku. Tiba-tiba muncul teriaku
dengan nada keras ” Tuhan tidak adil!!. Tuhan tidak bijaksana!!!. Mengapa aku
diberi penderitaan terlalu dini diusia sperti ini!! Huuhhh…. mengapa Tuhan juga
membiarkan orang-orang di sekitarku menolak kehadiranku!!… Tetapi saya percaya
Tuhan tidak menguji diluar kemampuanku. Rupanya bathinku tetap proposional
untuk tidak membenarkan diri sebagai mahluk lemah di hadapanNya.
Tulisanku ternyata diberi dukungan moral
dan spirit dari rekan-rekanku. “Decky… kamu masih beruntung lho… Kamu termasuk
remaja yang smart dan excellent lho!” Kamu tahu enggak sih, dibelahan dunia ini susah mencari figure
remaja yang mau jujur seperti kamu. “ menurut saya, Decky masuk kategori remaja
yang tangguh. Sebaiknya jangan mengguggat Tuhan dong”. Tahu enggak di luar sana
banyak remaja seusia kita menderita jauh dari yang kamu alami. Aku salah satu
korbanya. Tetapi saya sudah bertobat. Tuhan mengangkat aku untuk menjadi anak
yang hebat. Aku meskipun mandi dalam lumpur kedosaanku aku diangkat kembali
menjadi remaja yang tangguh. Aku tidak mempersalahkan orang lain apa lagi
Tuhan. Seberapa pun dosa kita Tuhan tetap mengharga kita sebagai anak-anakNya
yang luar biasa”. Cukup enjoy bro!!!!...
Aku begitu kagum dengan kekuatan
kata-kata dari teman-temanku. Aku
berpikir bahwa ternyata penderitaan saya
jauh dari penderitaan mereka. Yang membuat saya heran mereka juga buka-bukaan
tentang pengalaman mereka yang sudah bercumbu Narkoba hingga masuk penjara. Ah…
mengapa mereka juga harus jujur saya
bahwa saat ini mereka sudah terjangkit AIDS… Tidak!!!!!! Teriaku di malam itu. Tuhan.. What do You want me
to do??. Saya tak sanggup Tuhan!!” Saya harus berjuang bersama mereka. Aku
mau bagian dari mereka. Aku mau memberi
kekuatan baru bagi mereka agar disisa hidupanya mereka tetap semangat dan masih ada orang yang
peduli dengan mereka. Saya memang anti Narkona dan AIDS tetapi saya tidak
pernah menolah peribadi mereka. Aku ingin bagian dari peribadi mereka saat ini.
Dalam keheningan tidak terasa hamper pukul 00.00 aku tak mampu lagi memejamkan
mata membayangkan teman-temanku di luar sana.
Di
tengah malam keheningan itulah,
tiba-tiba aku mendapat SMS dari teman-temanku bahwa dalam rangka natal 2014
kita mengadakan BAKSOS dan kekurangan tenaga untuk sie seminar “Anti Narkoba”.
Pada saat itu juga saya bersedia dan sanggup menjadi sie acara bila perlu ingin
juga mensharingkan penderitaan teman-temanku kepada audiens. “ Tidak
terlambatkan teman-teman saya menyambut Natal dengan kegiatan ini” tanyaku pada
pemgirim sms!!. Oh tentu saja tidak tiap hari kita merayakan natal kog?
Maksudnya? Ya kita tiap hari melahirkan ide-ide yang kren dan okey demi meraih
masa depan kita bro.. Oke jangan menggugat Tuhan lagi dong!” Thanks so much
bro. Tutup obrolanku dengan penuh hangat malam itu. (Bruf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar