Senin, 02 Maret 2015

Cerpen 01



Inspirasi
 “Jangan Menggugat Tuhan Dong”
Dipagi itu aku biasanya menghidupkan motor lebih awal dari hari-hari sebelumnya. Entah kenapa hari senin itu saya terlambat bangun dan enggan untuk pergi ke sekolah. “Huhhh.. “Pelajaran hari  ini berat nih.., mendingan saya tidur lagi ahhh!... Dari luar pintu kamarku terdengar suara ayah begitu keras. Decky… Decky… Decky!! Bangun nak!! Sekarang sudah jam 08.00 pagi!” Apa kamu sakit? Atau kamu memang hari ini malas ke sekolah? Decky..Decky… jawab ayah.. kamu keras kepala ya!. Dasar kamu pemalas nak! Saya capek dengan sikapmu!”… “Saya malu nak tiap hari selalu ada surat dari sekolah bahwa saya tidak memperhatikan kamu!! Ayo bangun!!. Teriakan ayahku begitu menggema di rumah hingga adiku juga ikut terbangun dari lelapnya tidur dikala itu.
Ya,..aku memang anak tidak banyak bicara dan paling takut kalau melawan ayah sekalipun saya benar. Aku cepat-cepat ke kamar mandi untuk cuci muka dan tanpa pamit pun  langsung tancapkan motor kesayanganku ke sekolah. Ketika dipintu gerbang aku melihat petugas keamanan dan guru piket mereka tergeleng-geleng  kepala,  melihat tingkah lakuku dengan napas ngos-ngosan. Aku langsung ke kantor  guru Bimbingan Konseling untuk menyelesaikan persoalanku. “Decky kamu masih punya hati untuk sekolah enggak sih?” Namamu sudah tercatat sebagai anak yang terlambat dan  belum lagi raport merah dari bapak ibu guru tentang kelakuanmu di sekolah ini! Sadarlah nak!! Kami lelah hanya memperhatikan tingkah lakumu tiap hari?” Aku terdiam dan kubiarkan guruku tetap marah sebab aku memang sadar bahwa aku pada posisi bersalah. “ Pa… ijinkan saya untuk mengungkapkan sesuatu mengapa saya terlambat dan mengapa saya selalu bermasalah di sekolah ini” pintaku sambil menunduk di depan wajah guruku yang menurut saya masih kategori orang tuaku yang kedua. Curhatku dari hati ke hati ternyata membuat guruku ikut bersedih atas situasi dalam hidupku.
        Aku memang sakit hati untuk mensharingkan kepada guruku. Berat… berat untuk membeberkan masalah peribadiku. Aku tidak tahu kepada siapa lagu aku mengungkapkan semuanya ini. Aku berpikir guru pasti akan menyimak dan juga ikut mencari jalan terbaik buat masa depanku. “ Pa.. saya dari keluarga yang cukup memprihatinkan. Saya tinggal dengan ayah dan ibu tiri. Mama sudah meninggalkan  kami sejak sekolah dasar. Untung papa saya masih semangat membiayai hidupku  yang membuat aku tetap bertahan hingga saya  ini tetap mengenya pendidikan hingga di bangku  di SMA. Kalau di rumah, saya ingin mencari kedamaian mengapa di sekolah justru tidak ada tempat  juga bagi saya!.  Kenapa saya tidak menemukan tempat yang damai dalam hidup ini? Mengapa Pa? Aku mohon kali ini saja terlambat. Percaya Pa,.. saya berjanji esok saya tidak mengulangi lagi!’ Pintaku dengan wajah lesu. Aku pulang rumah sambil menangis tersedu-sedu. Wajah ayah pun tidak bersahabat lagi. Dia tidak memperdulikan aku lagi. Dia merasa bahwa akulah yang membuat papa menderita selama ini. Tetanggapun tahu bahwa aku emang anak yang tidak bisa berkawan dengan siapa-siapa hingga minder bergaul di rumah sebelah.
        Pada malam sebelum tidur aku mengotik-atik laptopku.  Berawal dari sinilah, saya menulis segala kepenatanku hingga menggugat Tuhan. AKu berpikir tidak ada guna saya menulis begitu saja. Percuma! Barang kali saya bisa mensharingkan di Group FB (Face Book) teman-temanku siapa tahu mereka lebih menderita dari saya. Yups… rupanya saya terhibur sekali dengan ideku. Aku menulis seolah-olah menanyakan keberadaan saya sebagai remaja yang tengah mencari idetitas saya di tengah kepenatan dunia ini. “Who Am I ???” inilah pokok tulisanku. Siapakah saya. Saya lahir dari seorang ibu yang luar biasa. Tetapi mengapa ibu tega meninggalkan saya?. Mengapa juga ayah tidak mau menceritakan kepada saya terhadap masalah ini. Ah… penduli amat. Aku pikir saya tidak sendirian banyak juga teman-teman saya yang mungkin senasih dengan saya.
        Pada alinea berikutnya aku blank… penat nggak ada yang membuat aku  bertahan untuk merangkaikan kata-kata yang menarik buatku. Tiba-tiba muncul teriaku dengan nada keras ” Tuhan tidak adil!!. Tuhan tidak bijaksana!!!. Mengapa aku diberi penderitaan terlalu dini diusia sperti ini!! Huuhhh…. mengapa Tuhan juga membiarkan orang-orang di sekitarku menolak kehadiranku!!… Tetapi saya percaya Tuhan tidak menguji diluar kemampuanku. Rupanya bathinku tetap proposional untuk tidak membenarkan diri sebagai mahluk lemah di hadapanNya.
        Tulisanku ternyata diberi dukungan moral dan spirit dari rekan-rekanku. “Decky… kamu masih beruntung lho… Kamu termasuk remaja yang smart dan excellent lho!” Kamu tahu enggak  sih, dibelahan dunia ini susah mencari figure remaja yang mau jujur seperti kamu. “ menurut saya, Decky masuk kategori remaja yang tangguh. Sebaiknya jangan mengguggat Tuhan dong”. Tahu enggak di luar sana banyak remaja seusia kita menderita jauh dari yang kamu alami. Aku salah satu korbanya. Tetapi saya sudah bertobat. Tuhan mengangkat aku untuk menjadi anak yang hebat. Aku meskipun mandi dalam lumpur kedosaanku aku diangkat kembali menjadi remaja yang tangguh. Aku tidak mempersalahkan orang lain apa lagi Tuhan. Seberapa pun dosa kita Tuhan tetap mengharga kita sebagai anak-anakNya yang luar biasa”. Cukup enjoy bro!!!!...
        Aku begitu kagum dengan kekuatan kata-kata  dari teman-temanku. Aku berpikir  bahwa ternyata penderitaan saya jauh dari penderitaan mereka. Yang membuat saya heran mereka juga buka-bukaan tentang pengalaman mereka yang sudah bercumbu Narkoba hingga masuk penjara. Ah… mengapa mereka juga harus  jujur saya bahwa saat ini mereka sudah terjangkit AIDS… Tidak!!!!!! Teriaku  di malam itu. Tuhan..  What  do You  want  me to do??. Saya tak sanggup Tuhan!!” Saya harus berjuang bersama mereka. Aku mau  bagian dari mereka. Aku mau memberi kekuatan baru bagi mereka agar disisa hidupanya  mereka tetap semangat dan masih ada orang yang peduli dengan mereka. Saya memang anti Narkona dan AIDS tetapi saya tidak pernah menolah peribadi mereka. Aku ingin bagian dari peribadi mereka saat ini. Dalam keheningan tidak terasa hamper pukul 00.00 aku tak mampu lagi memejamkan mata membayangkan teman-temanku di luar sana.
Di tengah malam  keheningan itulah, tiba-tiba aku mendapat SMS dari teman-temanku bahwa dalam rangka natal 2014 kita mengadakan BAKSOS dan kekurangan tenaga untuk sie seminar “Anti Narkoba”. Pada saat itu juga saya bersedia dan sanggup menjadi sie acara bila perlu ingin juga mensharingkan penderitaan teman-temanku kepada audiens. “ Tidak terlambatkan teman-teman saya menyambut Natal dengan kegiatan ini” tanyaku pada pemgirim sms!!. Oh tentu saja tidak tiap hari kita merayakan natal kog? Maksudnya? Ya kita tiap hari melahirkan ide-ide yang kren dan okey demi meraih masa depan kita bro.. Oke jangan menggugat Tuhan lagi dong!” Thanks so much bro. Tutup obrolanku dengan penuh hangat malam itu. (Bruf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar